Kamis, 14 April 2011

Konsep kebidanan

buku ini secara garis besarnya berisi tentang kinerja bidan, filosofi, peran fungsi, manajemen kebidanan, klien dalam asuhan kebidanan dll di lapangan yang harus di pelajari oleh mahasiswi kebidanan tingkat 1 simester 1, buku ini isinya sudah sesuai dengan silabus yang  digunakan sehingga secara nasional buku ini dapat di rekomendasikan kepada seluruh mahasiswi yang sedang belajar di Diploma kebidanan III. pokoknya rugi kalau tidak membeli buku ini, harga buku ini adalah 40.000rb sudah tersedia di Gramedia yang tersebar di seluruh Indonesia


Filosofi dan definisi bidan

Filosofi asuhan kebidanan
1.      Keyakinan tentang perempuan: bidan yakin bahwa perempuan merupakan pribadi yang unik.
2.      keyakinan ttg kehamilan dan persalinan : bidan yakin bahwa kehamilan dan persalinan ad: proses alamiah dan bukan suatu penyakit, namun tetap waspada pada kondisi yang semula normal dapat tiba2 menjadi abnormal.
3.      Keyakinan mengenai fungsi profesi dan pengaruhnya: fungsi utama asuhan kebidananad: u/memastikan kesejahteraan perempuan bersalin dan bayinya, bdn mempunyai kemampuan u/mempengaruhi klien & keluarganya
4.      Keyakinan ttg pemberdayaan & membuat keputusan: bdn yakin bahwa pilihan & keputusan dlm asuhan thdp dirinya patut dihormati
5.      Keyakinan ttg asuhan: Bdn yakin bahwa fokus asuhan kebidanan ad: upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan yg menyeluruh, meliputi pemberian informasi yg relevan & obyektif, konseling serta memfasilitasi klien yg menjd tgg jwbnya
6.      keyakinan ttg kolaborasi: Bidan yakin bahwa memberikan asuhan tetap mempertahankan, mendukung dan menghargai proses fisiologis
7.      Keyakinan ttg fungsi profesi & mamfaatnya: Bdn yakin bahwa mengembangkan kemandirian profesi, kemitraaan & pemberdayaan perempuan serta tim kesehatan lainnya selama memberikan asuhan silaksanakan dgn penuh tgg jwb

Definisi bidan
1.      Klinkert (1892) berpendapat bahwa bdn berasal dari kata sanksekerta “widwan” yg artinya cakap, membidani artinya keselamatan bagi seorg penolong persalinan yg mohon diri stlh bayi berusia 40 hari
2.      Midwiferi dlm bhs Inggris artinya “With Woman” yg artinya pendamping wanita istilah midwife mulai digunakan sejak 1303 dan Midwefery pd thn 1483.
3.      Bidan ad: seseorang yg tlh menyelesaikan pendidikan yg diakui o/negara serta memperoleh kualifikasi & diberi izin u/menjalankan praktek kebidanan dinegeri itu, dia harus mampu memberikan supervisi asuhan dan memberi nasehat yg dibutuhkan kpd wanita slm masa kehamilan, persalinan, dan masa pasca persalinan. Memimpin persalinan atas tgg jwbnyasendiri serta asuhan pd by barulahir dan anak
4.      Asuhanyg diberikanàpreventif, pendektesian kondisi abnormal pd ibu & bayi, & mengupayakan bantuan medis serta melakukan tindakan pertolongan gawat darurat pd saat tdk hadirnya tng medis lainnya
5.      Bdn mempunyai tgs penting dlm konsultasi & pddk kes, tdk hanya u/wnt tsb ttp jg trmsk keluarga & komunitasnya.
6.      Tgs tsb termsk peddk antenatal, & pesiapan u/menjd ortu, & meluas kedaerah ttt dari Ginec, KB, dan asuhan anak
7.      Bdn dpt berpraktek di RS, klinik, unit kes, rmh perawatan, dll (International confederation of Midwives

Definisi bdn mnrt DEPKES RI
Seorang wanita yang telah mengikuti pendidikan kebidanan yang diakui oleh pemerintah dan telah menyelesaikan pendidikan tersebut dan lulus ujian yang telah ditentukan serta memperoleh ijazah yang terdaftar sebagai persyaratan utama untuk melakukan praktek sesuai dgn profesinya (konsep kebidanan, Depkes RI, Jakarta 1995)

Pelayanan kebidanan
Penerapan ilmu kebidanan dlm memberikan asuhan kebidanan kepada klien yang menjadi tanggung jawab bidan mulai dari kehamilan sampai keluarga berencana termasuk kesehatan reproduksi perempuan dan pelayanan kesehatan masyarakat

Tujuan utama asuhan kebidanan ad: menurunkan angka kematian ibu dan bayi
a.       Asuhan kebidanan berfokus pada pencegahan dan promosi kesehatan dan bersifat holistik, memberikan kpd wanita informasi yang relevan, obyektif & konseling, memfasilitasi pilihan setelah terinformasi

Lingkup praktek kebidanan
1.      Asuhan kebidanan meliputi:
2.      Asuhan prakonsepsi, antenatal, intranatal, neonatal, nifas, KB, Ginec, pre-menopause, dan asuhan primer. Dalam pelaksanaannya bekerja dalam sistem pelayanan yg memberikan konsultasi, manajemen kolborasi, & rujukan sesuai dgn kebutuhab & pelayanan kesehatan klien.
3.      Pelyanan kebidanan merupakan perpaduan antara kiat & ilmuàkiat krn bdn membutuhkan kemampuan u/memahami kebutuhan wnt itu, mendorong semangatnya, & menumbuhkan ras PDnya dlm menghadapi kehamilan, persalinan maupun dlm perannya sbg ibu, tgs bdn membutuhkan ilmu dankemampuan u/mengambil keputusan

Konsep pelayanan kebidanan mutakhir

1.      Menggunakan proses manajemen dan kolaborasi dgn kliennya dalam memberikan asuhan proses manajemen ini mencakup langkah-langkah berikut:
2.      Mengumpulkan dan memperbaharui data secara sistematis u/pengkajian komprehensip kesehatan klien
3.      Mengenal masalah danmenentukan diagnosa berdasarkan data dasar
4.      Mengidentifikasi kebutuhan mslh kesehatan & menentukan tujuan akhir dr pelayanan kes bersama klie
5.      Memberikan informasi dan dukungan agar wnt dpt membuat keputusan & bertgg jwb ataskesnya sendiri
6.      Membuat rencan asuhan yg komprehensi bersam dgn klien
7.      Bertanggung jwb atas pelaksanaan rencana asuhan perorangan
8.      Melakukan konsultasi perencanaan danmelaksanakan manajemen kolaborasi, merujuk dan mengalihkan asuhan apabila perlu
9.      Menilai manajemen komplikasi khusu kebidanan dan penyimpangan dari keadaan normal
10.  Evaluasi bersama klien tentang pencapaian dan tujuan kesehatan dan modifikasi rencana asuhan bilaman perlu

14 Konsep pelayana kebidanan
1.      Mengakui bahwa kehamilan dan persalinan adalah prose fisiologis dan perkembangan yg normal serta mengadvokasi tiada intervensi pada kebidanan tanpa komplikasi
2.      Mengakui bahwa menstruasi dan menopause sebagai proses perkembangan fisiologis
3.      Mempromosikan asuhan yg berpusat pd keluarga, memperdayakan wanita sbg mitra dlm asuhan kebidanan
4.      Memfasilitasi keluarga & hub interpersonal yg sehat
5.      Advokasi u/pilihan pelayanan dgn penjelasan (Informed Choise). Partisipasi dlm membuat keputusan & hak u/menentukan sendiri
6.      Mempromosikan kesehatan dan pendidikan kesehatan & pencegahan penyakit
7.      Komunikasi, bimbingan dan konseling yg trampil
8.      Mengakui nilai terapeutik dan kehadiran orang lain
9.      Mempromosikan asuhan yg berkesinambungan
10.  Pengetahuan mengenai kompetensi dan kemampuan budaya
11.  Mengenal nilai & menghargai jalur yg berbeda kearah pengetahuan & perkembangan
12.  Meningkatan komunikasi yg efektif & kolaborasi dgn anggota tim kes lainnya
13.  Meningkatkan perspektif asuhan kesmas
14.  Memberikan asuhan kpd kelompok rawan


Tiga aspek penting dalam manajemen asuhan kebidanan
1.            Manajemen primer
Manajemen pengelolaan mandiri dan lengkap dari asuhan ibu dan bayi, teramsuk mengidentifikasi kebutuhan untuk konsultasi dan atau rujukan u/ petugas kesehatan lainnya
2.            Manajemen kolaborasi
Mengidentifikasi masalah yang membutuhkan keterlibatan seorang dokter atau petugas kesehatan lainnya, melakukan konsultasi perencanaan dan pelaksanaan asuhan yang melibatkan baik bidan, dokter, maupun petugas kesehatan lainnya
3.            Manajemen rujukan
Mengidentifikasi kebutuhan untuk asuhan selanjutnya yang berada diluar lingkup praktek kebidanan, menentukan sumber daya yang sesuai, bermitra dengan wanita yang bersangkutan dan mengalihkan tanggung jawab asuhan klien kpd profesi kesehatan lainnya



1.      Pengertian Bidan
Bidan merupakan profesi yang diakui secara nasional maupun internasional dengan sejumlah praktisi di seluruh dunia. Pengertian bidan dan bidang prakteknya secara internasional telah diakui oleh International Confederation of Midwives (ICM) tahun 1972 dan international Federation of International Gynaecologist and Obstetritian (FIGO) tahun 1973, WHO dan badan lainnya.
Pada tahun 1990 pada pertemuan dewan di Kobe, ICM menyempurnakan definisi tersebut yang kemudian disahkan oleh FIGO (1991) dan WHO (1992). Secara lengkap pengertian bidan adalah:

Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan Program pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktek kebidanan di negeri itu. Dia harus mampu memberikan supervisi, asuhan dan memberikan nasehat yang dibutuhkan kepada wanita selama masa hamil, persalinan dan masa pasca persalinan (post partum period), memimpin persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi abru lahir dan anak. Asuhan ini termasuk tindakan preventif, pendeteksian kondisi abnormal pada ibu dan bayi, dan mengupayakan bantuan medis serta melakukan tindakan pertolongan gawat darurat pada saat tidak hadirnya tenaga medik lainnya. Dia mempunyai tugas penting dalam konsultasi dan pendidikan kesehatan, tidak hanya untuk wanita tersebut, tetapi termasuk keluarga dan komunitasnya. Pekerjaan itu termasuk pendidikan antenatal, dan persiapan untuk menjadi orang tua, dan meluas dari daerah tertentu dari ginekologi, keluarga berencana dan asuhan anak. Dia bisa berpraktek di rumah sakit, klinik, unit kesehatan, rumah perawatan atau tempat-tempat pelayanan lainnya.


Dari pernyataan di atas terlihat bahwa bidan mempunyai tugas penting dalam memberikan bimbingan, asuhan dan penyuluhan kepada ibu hamil, persalinan nifas dan menolong persalinan dengan tanggung jawabnya sendiri serta memberikan asuhan pada bayi lahir. Asuhan ini termasuk tindakan pencegahan, deteksi kondisi abnormal ibu dan anak, usaha mendapatkan bantuan medik dan melaksanakan tindakan kedaruratan dimana tidak ada tenaga medis.
Dia mempunyai tugas penting dalam pendidikan dan konseling tidak hanya untuk klien tetapi juga kelurga dan masyarakat. Tugas ini meliputi tindakan antenatal, persiapan menjadi orang tua.


2.      Filosopi dalam Ilmu Kebidanan
a. Tinjauan Keilmuan
Setiap pengetahuan mempunyai tiga komponen yang merupakan tiang penyanggah tubuh pengetahuan yang disusun, komponen tersebut adalah:
-          Pendekatan Ontologis
Secara Ontologis ilmu membatasi lingkup penelaahan keilmuannya hanya berada pada daerah-daerah dalam jangkauan pengalaman manusia. Objek penelahaan yang berada dalam batas pra pengalaman (penciptaan manusia) dan pasca pengalaman (surga dan neraka) diserahkan ilmunya kepada pengetahuan lain. Aspek kedua dari pendekatan ontologis adalah penafsiran hakekat realitas (metafisika) dari obyek ontologis keilmuan. Penafsiran metafisik keilmuan harus didasarkan kepada karakteristik obyek ontologis sebagaimana adanya (da sein) dengan deduksi-deduksi yang dapat diverifikasi secara fisik. Ini berarti bahwa secara metafisik ilmu terbebas dari nilai-nilai yang bersifat dogmatik.
-    Pendekatan Epistemologis
Landasan Efistemologis ilmu tercermin secara operasional dalam metoda ilmiah. Pada dasarnya metoda ilmiah merupakan cara ilmu memperoleh dan menyusun tubuh pengetahuannya berdasarkan: a) kerangka pemikiran yang bersifat logis dengna argumentasi yang bersifat konsisten dengan pengetahuan sebelumnya yang telah berhasil disusun; b) menjabarkan hipotesis yang merupakan deduksi dari kerangka pemikiran tersebut dan c) melakukan verifikasi terhadap hipotesis termasuk untuk menguji kebenaran pernyataan secara factual. Secara akronim metoda ilmiah terkenal sebagai logica-hypotetico-Verifikasi atau deducto-Hipotetico-verifikatif.
Kerangka pemikiran yang bersifat logis adalah argumentasi yang bersifat rasional dalam mengembangkan penjelasan terhadap fenomena alam. Verifikasi secara empiris berarti evaluasi secara objektif dari suatu pertanyaan hipotesis terhadap kenyataan factual. Verifikasi ini menyatakan bahwa ilmu terbuka untuk kebenaran lain selain yang terkandung dalam hipotesis (mungkin fakta menolak pernyataan hipotesis). Kebenaran ilmiah dengan keterbukaan  terhadap kenbenaran baru mempunyai sifat pragmatis yang prosesnya secara berulang (siklus) berdasarkan berfikir kritis.


-          Pendekatan Aksiologis
Aksiologis keilmuan menyangkut nilai-nilai yang berkaitan dengan pengetahuan ilmiah baik secara internal, eksternal maupun social. Nilai internal berkaitan dengan wujud dan kegiatan ilmiah dalam memperoleh pengetahuan tanpa mengesampingkan fitrah manusia. Nilai eksternal menyangkut nilai-nilai yang berkaitan dengan penggunaan pengetahuan ilmiah. Nilai sosial menyangkut pandangan masyarakat yang menilai keberadaan suatu pengetahuan dan profesi tertentu. Pada dasarnya ilmu harus digunakan dan dimanfaatkan sebagai sarana atau alat dalam meningkatkan taraf hidup manusia dengan memperhatikan kodrat manusia, martabat manusia dan kelestarian /keseimbangan alam. Untuk kepentingan manusia tersebut maka pengetahuan ilmiah yang diperoleh dan disusun dipergunakan secara komunal dan universal. Komunal berarti bahwa ilmu merupakan milik bersama, dimana setiap orang berhak memanfaatkan ilmu menurut kebutuhannya. Universal berarti ilmu tidak mempunyai konotasi parochial seperti ras, ideology atau agama.
-    Tanggung Jawab Ilmuwan: Profesional dan Moral
Tanggung jawab social professional ditujukan kepada masyarakat ilmuwan dalam mempertanggungjawabkan moral yang berkaitan dengan landasan epistemologis. Sedangkan tanggung jawab social yakni pertanggungjawaban ilmuwan terhadap masyarakat yang menyangkut azas moral mengenai pemilihan etis terhadap obyek penelahaan keilmuwan dan penggunaan pengetahuan ilmiah.

b.      Dimensi Kefilsafatan Ilmu Kebidanan
Dimensi kefilsafatan keilmuwan secara lebih rinci dapat dibagi menjadi tiga tingkatan karakteristik, yaitu:
1)      Bersifat universal artinya berlaku untuk seluruh disiplin yang bersifat keilmuwan
2)      Bersifat generik artinya mencirikan segolongan tertentu dari pengetahuan ilmiah, contoh: ilmu-ilmu sosial
3)      Bersifat spesifik artinya memiliki ciri-ciri yang khas dari sebuah disiplin ilmu yang membedakannya dengan disiplin keilmuwan yang lain

Secara khusus setiap disiplin keilmuwan mempunyai obyek formal dan material mengenaiwujud yang menjadi fokus penelahaannya. Obyek formal merupakan cara pandang terhadap sesuatu, sedangkan obyek materia merupakan substansi dari obyek tertentu. Pada hakekatnya pengetahuan ilmiah suatu disiplin keilmuwan dapat dibedakan antara pikiran dasar yang melandasi suatu pemikiran dan tubuh pengetahuan secara torotis yang dibangun di atas pikiran tersebut. Pikiran dasar ini terdiri dari postulat, asumsi dan prinsip. Postulat merupakan angggapan tentang suatu obyek yang merefleksikan sudut pandang tertentu. Anggapan ini terkait kepada benar atau salah melainkan kepada setuju atau tidak setuju dengan postulat yang diajukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar