Senin, 06 Juli 2020

penatalaksanaan Distocia Bahu


1.      Distocia karena kelainan janin
a.      Bayi besar
1)      Definisi                     
       Bayi besar atau istilah latin dikenal makrosomia, atau Giant Baby(bayi raksasa), adalah bayi dengan berat badan diatas 4 kilogram. Kejadian sangat bervariasi antara 8 sampai 10 persen total kelahiran,
       Kasus bayi besar dgn BB dibwh 5 kg msh serinG terjadi, akan tetapi, bayi yg lahir dgn berat ekskrim antara 6 kgm msh sangat jarang terjadi, u/ Aceh prnh lahir bayi dgn 6 kg yg lahir 17 Oktober thn lalu, dan BB besar yg tercatat di museum rekord Muri, 6,4 kg, sedangkan yg terberat di dunia bayi asal Siberia dgn 7,7 kg.
2)      Etiologi
    Penyebab bayi mengalami makrosomia adalah:
a)      Diabetes mellitus (DM)
       DM Mengakibatkan ibu melahirkan bayi besar (makrosomi) dengan berat lahir mencapai 4000-5000 gram atau lbh. Namun bisa juga sebaliknya, bayi lahir dgn berat lahir rendah, yakni di bawah 2000-2500 gram. Dampak yang lebih parah yaitu mungkin janin meninggal dalam kandungan karena mengalami keracunan.
       Kehamilan merupakan sesuatu keadaan diabetogenik dengan resistensi insulin yang meningkat dan ambilan glukosa perifer yang menurun akibat hormon plasenta yang memiliki aktifitas anti-insulin. Dengan cara ini janin dapat menerima pasokan glukosa secara kontinu. Insidensinya 3-5 % dari seluruh kehamilan.
       Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin juga ikut terjadi komposisi sumber energi abnormal. (menyebabkan kemungkinan terjadi berbagai komplikasi). Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami gangguan metabolik (hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, dan sebagainya.
       Seorang ibu dengan riwayat sakit gula, bila hamil harus melakukan pemeriksaan laboratorium tentang kadar gula darah untuk mencegah terjadinya komplikasi kematian bayi didalam rahim.
       Pemeriksaan kadar gula darah sebaiknya dilakukan saat usia kehamilan 24-28 minggu, bila kadar gula darah tidak normal, nilai kadar gula harus diturunkan dalam batas aman atau normal dengan menggunakan suntikan hormon insulin, karena penggunaan obat penurun gula darah tablet tidak dibenarkan, sebab bisa membahayakan bayi.
b)      Keturunan (orang tuanya besar)
    Seeorang ibu hamil gemuk berisiko 4 sampai 12 kali untuk melahirkan bayi besar. Bayi besar dapat disebabkan berat badan ibu yang berlebihan baik sebelum hamil (obesitas) maupun kenaikannya selama hamil lebih dari 15 kg.
       Dalam penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Kebidanan dan Kandungan tersebut, peneliti melibatkan partisipan lebih dari 40.000 wanita Amerika dan bayinya. Setelah dianalisis, diperoleh data bahwa satu dari lima wanita mengalami peningkatan bobot berlebih semasa hamil, yang membuatnya berisiko dua kali lipat melahirkan bayi besar.
c)Multiparitas dgn riwayat makrosomia sebelumnya
    Bila bumil punya riwayat melahirkan bayi macrosomia sebelumnya, maka ia berisiko 5-10 kali lebih tinggi untuk kembali melahirkan bayi macrosomia dibandingkan wanita yang belum pernah melahirkan bayi macrosomia karena umumnya berat seorang bayi yang akan lahir berikutnya bertambah sekitar 80 sampai 120 g. Bayi besar (bayi dengan berat badan lahir lebih dari 4.000 gram) dan sering terjadi pada ibu yang telah sering melahirkan (multipara) dibandingkan dengan kehamilan pertama
3)      Penanganan
a)      Periksa kehamilan di pos bidan desa atau puskesmas baik itu dilakukan oleh bidan maupun dokter umum akan menjadi tempat skrining awal, ada tidaknya masalah kehamilan seorang ibu
b)      Dengan periksa hamil teratur dapat ditekan risiko komplikasi bagi ibu yang sering terjadi akibat bayi besar
c)      Segera dirujuk ke rumah sakit untuk konfirmasi pemeriksaan sonografi /sesar  pada saat menjelang persalinan
d)     Pemeriksaan kadar gula darah
4)      pencegahan
       Pencegahan dilakukan dengan melakukan penimbangan berat badan ibu secara teratur, pengukuran tinggi fundus uteri dan pola makan yang benar, ANC teratur, USG; Pemeriksaan besar bayi dengan USG akan memberikan ketepatan sampai 90 persen, sedangkan dengan pemeriksaan phisik saja misal dengan berat badan ibu dan tinggi fundus uteri memberikan ketepatan sampai 50 persen
5)      Persalinan dgn makrosomia
    Menentukan besarnya janin secara klinis memang sulit. Kadang-kadang baru diketahui adanya janin besar setelah tidak adanya kemajuan persalinan pada panggul normal dan his yang kuat. Periksa dalam panggul normal, janin dengan BB 4000-5000 gr pada umumnya tidak mengalami kesulitan dlm melahirkan, tapi mengingat ibu hamil dgn makrosomia mempunyai resiko besar pd saat persalinan maka lebih baik melahirkan dgn operasi sesar

6)      SOAP persalinan dgn Giant baby
    Data Subjektif: NY. N umur 28 tahun datang pada pukul 24.00 WIB mengaku hamil 9 bulan, ibu mengaku pernah melahirkan 2 kali dan tidak pernah keguguran, ibu mengatakan anak pertamanya lahir sehat dengan berat badan 3,3 kg dan anak kedua lahir sehat dan normal dengan berat badan 4 kg, ibu mengatakan sudah merasakan mules sejak jam 12.00 WIB dengan  frekuensi 3x dalam 10 menit lamanya 45 detik, ibu mengatakan mulesnya menjalar dari pinggang ke perut bagian bawah dan jika di bawa jalan mulesnya tidak hilang malah semakin kuat, ibu mengatakan belum keluar air-air, hanya keluar lendir bercampur darah sedikit-sedikit dari kemaluannya, ibu mengatakan sering sesak napas, sering BAK dengan frekuensi 12x sehari dari 1 minggu yang lalu, ibu mengatakan bahwa kandungannya terasa lebih berat dan kalau di tekan perutnya keras seperti tidak ada ruang lagi, ibu mengatakan masih merasakan gerakan janin, dan ibu mengatakan mempunyai riwayat penyakit DM dari ibunya.
    Data Objektif: keadaan umum ibu kurang baik dan ibu merasa ketakutan dan gelisah, kesadaran compos menthis, TD 120/80 mmHg, nadi 85x/menit, suhu 37°C, respirasi 28x/menit, LILA 25,5 cm, BB 78 kg, BB sebelum hamil 60 kg, kenaikan BB selama kehamilan 18 kg, TB 157 cm, pada peneriksaan kepala, muka, dada, leher tidak di temukan adanya kelainan. Pemeriksaan abdomen inspeksi perut lebih besar tidak sesuai dengan masa kehamilan, tidak ada striae dan linea, palpasi TFU 43cm, FU teraba 1 bagian lunak, kurang bundar, kurang melenting yaitu bokong, LII kanan teraba bagian-bagian kecil dari janin yaitu ekstremitas, kiri teraba 1 bagian keras, memanjang seperti papan yaitu punggung, LIII teraba 1 bagian keras,  melenting, bulat yaitu kepala, sudah tidak dapat digoyangkan. LIV tangan divergen, kepala 2/5 masuk ke PAP. HIS 3x dalam 10 menit lamanya 45 detik , TBJ (43-11)x 155 = 4960 gr, DJJ (+) 135x/menit reguler, pemeriksaan anogenital inspeksi tidak ada tumor, tidak ada varises, tidak ada edema, VT suhu hangat, posisi portio posterior, konsistensi lunak, dilatasi 5 cm, penipisan 50%. Pemeriksaan ekstremitas tidak ada kelainan. Pemeriksaan lab : glukosa urine : (+3) penunjang USG di dapatkan hasil taksiran berat janin 4960 gr, tidak ada kehamilan ganda, tidak ada hidramnion. HB 11,5 gr%. Pemeriksaan kadar gula glukosa darah sewaktu > 200 mg%.
    Assesment Diagnosa ibu: G3P2A0 hamil 36 minggu partus kala I fase aktif dengan partus lama yang disebabkan oleh giant baby karena ibu memiliki riwayat penyakit DMG. Diagnosa Janin : tunggal hidup intrauterine preskep
    Masalah potensial janin: Asfiksia janin, gawat janin. Pada ibu yakni perdarahan pasca salin, ruptur uterus dan robekan jalan lahir. Tindakan segera: kolaborasi dengan dokter SpOG untuk persalinan; pasang oksigen 6 liter /menit; Paang infus; rujukan ke rumah sakit yang memiliki fasilitas lengkap yg memiliki fasilitas bedah sesar dan NICU;
    Penatalaksanaan
(a)Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan seperti TD 120/80 mmHg, nadi 85x/menit, suhu 37°C, respirasi 28x/menit. Pemeriksaan dalam : dilatasi 7 cm. Pemeriksaan penunjang USG di dapatkan hasil taksiran berat janin 4960 gr, tidak ada kehamilan ganda, tidak ada hidramnion. HB 11,5 gr%. Pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu > 200 mg%. Bahwa saat ini keadaan ibu kurang baik dan harus segera dirujuk ke RS.
(b)   Menganjurkan ibu untuk miring kiri agar suplai oksigen ke janin berjalan lancar. Ibu telah miring kiri dengan dibantu oleh keluarga.
(c)Memberikan ibu dukungan berupa mendengarkan keluhan ibu dan menganjurkan keluarga untuk memberikan dukungan pada ibu dan menemani ibu. Ibu telah diberi dukungan dan terlihat tenang.
(d)   Memberikan ibu rehidrasi peroral agar ibu tidak kekurangan energi. Ibu telah diberikan minum teh manis ½ gelas.
(e)Evaluasi eliminasi ibu 15 menit kemudian. Mengevaluasi jumlah urine yang keluar agar tidak terjadi overload cairan. Ibu telah di evaluasi jumlah urine + 200 cc.
(f)  Membuat informed consent untuk meminta persetujuan tindakan rujukan ke rumah sakit dan menjelaskan kemungkinan yang akan terjadi yaitu apabila kondisi ibu semakin memburuk maka ibu akan melahirkan melalui sesar. Ibu dan keluarga telah menyetujui dan menandatangani informed concent.
(g)   Menyiapkan manajemen rujukan dengan BAKSOKU ( B: bidan menemani selama perjalanan ke rumah sakit, A:siapkan alat2 kegawatdaruratan seperti oksigen, ambu bag, infus set. K:keluarga menemani ibu selama proses rujukan dan menyiapkan pendonor darah. S: surat rujukan untuk RS. O:obat yang di perlukan. K:kendaraan. U:uang). Rujukan telah di siapkan
(h)   Merujuk ibu ke rumah sakit yang memiliki fasilitas bedah sesar dan NICU. Ibu telah di rujuk
(i)   Memantau TTV dan HIS selama perjalanan menuju ke rumah sakit. TD 110/80 mmHg, nadi 70x/menit, respirasi 16x/menit, HIS 3x dalam 10 menit lamanya 30 detik.
(j)   Ibu telah sampai di RS dan telah diterima oleh dokter SpOG. Dokter memberikan instruksi agar pasien dikateterisasi  persiapkan untuk operasi. Bayi lahir sesar dengan selamat.
(k)   Dokumentasikan hasil pemeriksaan, mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan asuhan ke dalam SOAP dan partograf. Semua hasil pemeriksaan dan asuhan telah di dokumentasikan.

langkah-langkah penanganan Distocia Bahu
A.
SIKAP DAN PERILAKU
1.
Memperkenalkan diri dan menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
2.
Teruji bersikap sopan dan menjaga privacy pasien
3.
Teruji memposisikan pasien dengan tepat
4.
Teruji tanggap terhadap reaksi pasien
5.
Teruji sabar dan teliti
B.
CONTENTASI
Langkah-langkah
1.
Memakai alat pelindung diri (APD)
2.
Memberi tahu pasien dan mengecek persiapan alat
3.
Mencuci tangan 7 langkah di air mengalir dengan sabun dan keringkan dengan handuk
4.
Menyalakan lampu sorot
5.
Memasang kain bayi dan handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi, jika kepala bayi telah berada pada diameter 5-6 cm depan vulva
6.
Membuka partus set, memasukan spuit steril 2,5 cc/ 3 cc kedalam partus set
7.
Mematahkan ampul oksitosin 10 IU
8.
Memakai sarung tangan DTT pada tangan sebelah kanan
9.
Mengambil spuit steril dengan tangan kanan dan masukan oksitosim 10 IU dalam spuit
10.
Memakai sarung tangan DTT pada tangan sebelah kiri
11.
Memasang duk steril 1/3 bagian dan meletakkannya di bawah bokong ibu
12.
Melindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, dan letakan tangan yang lain di kepala bayi lalu lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat kepala bayi
13.
Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan atau bernafas cepat dan dangkal sampai kepala lahir perlahan-lahan
14.
Menganjurkan ibu untuk berhenti meneran dan bernafas cepat, setelah kepala bayi lahir
15.
Memeriksa lilitan tali pusat pada leher bayi
16.
Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan
17.
Setelah kepala lahir, tidak terjadi kemajuan persalinan karena bahu bayi menyangkut kemudian dilakukan pertolongan persalinan untuk distosia bahu
18.
Melakukan anastesi local pada perineum dan lakukan episiotomy mediolateralis
19.
Manuver Mc Roberts, mengatur posisi berbaring terlentang dengan posisi knee chest position
20.
Meminta ibu untuk melipat kedua pahanya, sehingga kedua lututnya berada sedekat mungkin dengan dada, gunakan kedua tangan untuk membantu fleksi maksimal paha
21.
Melahirkan bahu depan dengan menarik kepala bayi kearah bawah
22.
Meminta seorang asisten unutk melakukan tekanan secara simultan kearah bawah pada daerah suprapubis untuk membantu melahirkan bahu
23.
Manuver Massanti, memposisikan tangan Asisten diatas simphisis dan menekan kearah dada (mengecilkan diameter bahu).
24.
Setelah bahu dapat dilahirkan lanjutkan proses persalinan sesuai dengan APN
25.
Memindahkan tangan kanan untuk menyangga kepala, leher dan bahu
26.
Memindahkan tangan kiri untuk menyusur pada lengan bayi, dada, dan punggung bokong, sampai kedua kaki lahir
27.
Melakukan penilaian selintas
a.     Apakah bayi menangis kuat dan bernafas tanpa kesulitan?
b.     Apakah bayi bergerak dengan aktif?
28.
Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks
29.
Mengganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering, biarkan bayi di atas perut ibu
30.
Melepaskan handscoon dan mencelupkan kdalam larutan klorin 10% lalu melepaskan handscoon secara terbalik.
31.
Mematikan lampu sorot.
32.
Mencuci tangan 7 langkah di air mengalir dengan sabun dan keringkan dengan handuk
33.
Membuka APD
C.
TEKNIK
1.
Teruji menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
2.
Teruji melakukan secara sistematis
3.
Teruji memberikan perhatian terhadap setiap jawaban
4.
Teruji melakukan pencegahan infeksi dengan baik
5.
Teruji mendokumentasikan
 

1 komentar:

  1. Depo 20ribu bisa menang puluhan juta rupiah
    mampir di website ternama I O N Q Q.ME
    paling diminati di Indonesia,
    di sini kami menyediakan 9 permainan dalam 1 aplikasi
    ~bandar poker
    ~bandar-Q
    ~domino99
    ~poker
    ~bandar66
    ~sakong
    ~aduQ
    ~capsa susun
    ~perang baccarat (new game)
    segera daftar dan bergabung bersama kami.Smile
    Whatshapp : +85515373217

    BalasHapus