1.
Distocia karena kelainan janin
a. Bayi besar
1)
Definisi
Bayi besar atau
istilah latin dikenal makrosomia, atau Giant Baby(bayi raksasa), adalah bayi
dengan berat badan diatas 4 kilogram. Kejadian sangat bervariasi antara 8
sampai 10 persen total kelahiran,
Kasus bayi
besar dgn BB dibwh 5 kg msh serinG terjadi, akan tetapi, bayi yg lahir dgn
berat ekskrim antara 6 kgm msh sangat jarang terjadi, u/ Aceh prnh lahir bayi
dgn 6 kg yg lahir 17 Oktober thn lalu, dan BB besar yg tercatat di museum
rekord Muri, 6,4 kg, sedangkan yg terberat di dunia bayi asal Siberia dgn 7,7
kg.
2) Etiologi
Penyebab bayi
mengalami makrosomia adalah:
a) Diabetes mellitus (DM)
DM Mengakibatkan ibu melahirkan
bayi besar (makrosomi) dengan berat lahir mencapai 4000-5000 gram atau lbh.
Namun bisa juga sebaliknya, bayi lahir dgn
berat lahir rendah, yakni di bawah 2000-2500 gram. Dampak yang lebih parah yaitu mungkin janin
meninggal dalam kandungan karena mengalami keracunan.
Kehamilan merupakan sesuatu
keadaan diabetogenik dengan resistensi insulin yang meningkat dan ambilan
glukosa perifer yang menurun akibat hormon plasenta yang memiliki aktifitas
anti-insulin. Dengan cara ini janin dapat menerima pasokan glukosa secara
kontinu. Insidensinya 3-5 % dari seluruh kehamilan.
Melalui difusi
terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin juga ikut terjadi
komposisi sumber energi abnormal. (menyebabkan kemungkinan terjadi berbagai
komplikasi). Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia sehingga janin juga
mengalami gangguan metabolik (hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia,
hiperbilirubinemia, dan sebagainya.
Seorang ibu dengan riwayat sakit gula, bila
hamil harus melakukan pemeriksaan laboratorium tentang kadar gula darah untuk
mencegah terjadinya komplikasi kematian bayi didalam rahim.
Pemeriksaan kadar gula darah sebaiknya
dilakukan saat usia kehamilan 24-28 minggu, bila kadar gula darah tidak normal,
nilai kadar gula harus diturunkan dalam batas aman atau normal dengan
menggunakan suntikan hormon insulin, karena penggunaan obat penurun gula darah
tablet tidak dibenarkan, sebab bisa membahayakan bayi.
b)
Keturunan (orang
tuanya besar)
Seeorang ibu hamil gemuk berisiko
4 sampai 12 kali untuk melahirkan bayi besar. Bayi
besar dapat disebabkan berat badan ibu yang berlebihan baik sebelum hamil
(obesitas) maupun kenaikannya selama hamil lebih dari 15 kg.
Dalam
penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Kebidanan dan Kandungan tersebut,
peneliti melibatkan partisipan lebih dari 40.000 wanita Amerika dan bayinya.
Setelah dianalisis, diperoleh data bahwa satu dari lima wanita mengalami
peningkatan bobot berlebih semasa hamil, yang membuatnya berisiko dua kali
lipat melahirkan bayi besar.
c)Multiparitas dgn
riwayat makrosomia sebelumnya
Bila bumil punya
riwayat melahirkan bayi macrosomia sebelumnya, maka ia berisiko 5-10 kali lebih
tinggi untuk kembali melahirkan bayi macrosomia dibandingkan wanita yang belum
pernah melahirkan bayi macrosomia karena
umumnya berat seorang bayi yang akan lahir berikutnya bertambah sekitar 80
sampai 120 g. Bayi besar (bayi dengan berat badan lahir lebih dari 4.000
gram) dan sering terjadi pada ibu yang telah sering melahirkan (multipara)
dibandingkan dengan kehamilan pertama
3)
Penanganan
a)
Periksa kehamilan di pos bidan desa atau puskesmas baik itu dilakukan
oleh bidan maupun dokter umum akan menjadi tempat skrining awal, ada tidaknya
masalah kehamilan seorang ibu
b)
Dengan periksa hamil teratur dapat ditekan risiko komplikasi bagi ibu
yang sering terjadi akibat bayi besar
c)
Segera dirujuk ke rumah sakit untuk konfirmasi pemeriksaan sonografi
/sesar pada saat menjelang persalinan
d)
Pemeriksaan kadar gula darah
4)
pencegahan
Pencegahan
dilakukan dengan melakukan penimbangan berat badan ibu secara teratur,
pengukuran tinggi fundus uteri dan pola makan yang benar, ANC teratur, USG; Pemeriksaan besar
bayi dengan USG akan memberikan ketepatan sampai 90 persen, sedangkan dengan
pemeriksaan phisik saja misal dengan berat badan ibu dan tinggi fundus uteri
memberikan ketepatan sampai 50 persen
5) Persalinan dgn makrosomia
Menentukan
besarnya janin secara klinis memang sulit. Kadang-kadang baru diketahui adanya
janin besar setelah tidak adanya kemajuan persalinan pada panggul normal dan
his yang kuat. Periksa dalam panggul normal, janin dengan BB 4000-5000 gr pada
umumnya tidak mengalami kesulitan dlm melahirkan, tapi mengingat ibu hamil dgn
makrosomia mempunyai resiko besar pd saat persalinan maka lebih baik melahirkan
dgn operasi sesar
6)
SOAP persalinan dgn
Giant baby
Data Subjektif: NY. N umur 28 tahun datang pada pukul
24.00 WIB mengaku hamil 9 bulan, ibu mengaku pernah melahirkan 2 kali dan tidak
pernah keguguran, ibu mengatakan anak pertamanya lahir sehat dengan berat badan
3,3 kg dan anak kedua lahir sehat dan normal dengan berat badan 4 kg, ibu
mengatakan sudah merasakan mules sejak jam 12.00 WIB dengan frekuensi 3x dalam 10 menit lamanya 45 detik,
ibu mengatakan mulesnya menjalar dari pinggang ke perut bagian bawah dan jika
di bawa jalan mulesnya tidak hilang malah semakin kuat, ibu mengatakan belum
keluar air-air, hanya keluar lendir bercampur darah sedikit-sedikit dari
kemaluannya, ibu mengatakan sering sesak napas,
sering BAK dengan frekuensi 12x sehari dari 1 minggu yang lalu, ibu mengatakan
bahwa kandungannya terasa lebih berat dan kalau di tekan perutnya keras seperti
tidak ada ruang lagi, ibu mengatakan masih merasakan gerakan janin, dan ibu
mengatakan mempunyai riwayat penyakit DM dari ibunya.
Data Objektif: keadaan umum ibu kurang baik dan ibu
merasa ketakutan dan gelisah, kesadaran compos menthis, TD 120/80 mmHg, nadi
85x/menit, suhu 37°C, respirasi 28x/menit, LILA 25,5 cm, BB 78 kg, BB sebelum
hamil 60 kg, kenaikan BB selama kehamilan 18 kg, TB 157 cm, pada peneriksaan
kepala, muka, dada, leher tidak di temukan adanya kelainan. Pemeriksaan abdomen
inspeksi perut lebih besar tidak sesuai dengan masa kehamilan, tidak ada striae
dan linea, palpasi TFU 43cm, FU teraba 1 bagian
lunak, kurang bundar, kurang melenting yaitu bokong, LII kanan teraba
bagian-bagian kecil dari janin yaitu ekstremitas, kiri teraba 1 bagian keras,
memanjang seperti papan yaitu punggung, LIII teraba 1 bagian keras, melenting, bulat yaitu kepala, sudah tidak
dapat digoyangkan. LIV tangan divergen, kepala 2/5 masuk ke PAP. HIS 3x dalam
10 menit lamanya 45 detik , TBJ (43-11)x 155 = 4960 gr, DJJ (+) 135x/menit reguler, pemeriksaan
anogenital inspeksi tidak ada tumor, tidak ada varises, tidak ada edema, VT
suhu hangat, posisi portio posterior, konsistensi lunak, dilatasi 5 cm,
penipisan 50%. Pemeriksaan ekstremitas tidak ada kelainan. Pemeriksaan lab :
glukosa urine : (+3) penunjang USG di dapatkan hasil taksiran berat janin 4960
gr, tidak ada kehamilan ganda, tidak ada hidramnion. HB 11,5 gr%. Pemeriksaan
kadar gula glukosa darah sewaktu > 200 mg%.
Assesment Diagnosa ibu: G3P2A0 hamil 36 minggu
partus kala I fase aktif dengan partus lama yang disebabkan oleh giant baby
karena ibu memiliki riwayat penyakit DMG. Diagnosa Janin : tunggal hidup
intrauterine preskep
Masalah potensial janin:
Asfiksia janin, gawat janin. Pada ibu yakni perdarahan pasca salin, ruptur uterus dan robekan jalan
lahir. Tindakan segera: kolaborasi dengan dokter SpOG untuk persalinan; pasang
oksigen 6 liter /menit; Paang infus; rujukan ke rumah sakit yang memiliki fasilitas lengkap yg memiliki fasilitas bedah sesar dan NICU;
Penatalaksanaan
(a)Memberitahu hasil pemeriksaan
pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan seperti TD 120/80 mmHg, nadi
85x/menit, suhu 37°C, respirasi 28x/menit. Pemeriksaan dalam : dilatasi 7 cm. Pemeriksaan
penunjang USG di dapatkan hasil taksiran berat janin 4960 gr, tidak ada
kehamilan ganda, tidak ada hidramnion. HB 11,5 gr%. Pemeriksaan kadar glukosa
darah sewaktu > 200 mg%. Bahwa saat ini keadaan ibu kurang baik dan harus
segera dirujuk ke RS.
(b)
Menganjurkan ibu untuk miring kiri agar suplai oksigen ke janin berjalan
lancar. Ibu telah miring kiri dengan dibantu oleh keluarga.
(c)Memberikan ibu dukungan berupa
mendengarkan keluhan ibu dan menganjurkan keluarga untuk memberikan dukungan
pada ibu dan menemani ibu. Ibu telah diberi dukungan dan terlihat tenang.
(d)
Memberikan ibu rehidrasi peroral agar ibu tidak kekurangan energi. Ibu
telah diberikan minum teh manis ½ gelas.
(e)Evaluasi eliminasi ibu 15
menit kemudian. Mengevaluasi jumlah urine yang keluar agar tidak terjadi
overload cairan. Ibu telah di evaluasi jumlah urine + 200 cc.
(f)
Membuat informed consent untuk meminta persetujuan
tindakan rujukan ke rumah sakit dan menjelaskan kemungkinan yang akan terjadi
yaitu apabila kondisi ibu semakin memburuk maka ibu akan melahirkan melalui
sesar. Ibu dan keluarga telah menyetujui dan menandatangani informed concent.
(g)
Menyiapkan manajemen rujukan dengan BAKSOKU ( B: bidan menemani selama
perjalanan ke rumah sakit, A:siapkan alat2 kegawatdaruratan seperti oksigen,
ambu bag, infus set. K:keluarga menemani ibu selama proses rujukan dan
menyiapkan pendonor darah. S: surat rujukan untuk RS. O:obat yang di perlukan.
K:kendaraan. U:uang). Rujukan telah di siapkan
(h)
Merujuk ibu ke rumah sakit yang memiliki fasilitas bedah sesar dan NICU.
Ibu telah di rujuk
(i)
Memantau TTV dan HIS selama perjalanan menuju ke rumah
sakit. TD 110/80 mmHg, nadi 70x/menit, respirasi 16x/menit, HIS 3x dalam 10
menit lamanya 30 detik.
(j)
Ibu telah sampai di RS dan telah diterima oleh dokter SpOG.
Dokter memberikan instruksi agar pasien dikateterisasi persiapkan untuk operasi. Bayi lahir sesar
dengan selamat.
(k)
Dokumentasikan hasil pemeriksaan, mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan
asuhan ke dalam SOAP dan partograf. Semua hasil pemeriksaan dan asuhan telah di
dokumentasikan.
langkah-langkah penanganan Distocia Bahu
A.
|
SIKAP DAN PERILAKU
|
1.
|
Memperkenalkan diri dan
menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
|
2.
|
Teruji bersikap sopan dan
menjaga privacy pasien
|
3.
|
Teruji memposisikan pasien
dengan tepat
|
4.
|
Teruji tanggap terhadap reaksi
pasien
|
5.
|
Teruji sabar dan teliti
|
B.
|
CONTENTASI
|
Langkah-langkah
|
|
1.
|
Memakai alat pelindung diri (APD)
|
2.
|
Memberi tahu pasien dan
mengecek persiapan alat
|
3.
|
Mencuci tangan 7
langkah di air
mengalir dengan sabun dan keringkan dengan handuk
|
4.
|
Menyalakan lampu sorot
|
5.
|
Memasang kain bayi dan handuk
bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi, jika kepala bayi telah
berada pada diameter 5-6 cm depan vulva
|
6.
|
Membuka partus set, memasukan
spuit steril 2,5 cc/ 3 cc kedalam partus set
|
7.
|
Mematahkan ampul oksitosin 10
IU
|
8.
|
Memakai sarung tangan
DTT pada tangan sebelah
kanan
|
9.
|
Mengambil spuit steril dengan
tangan kanan dan masukan oksitosim 10 IU dalam spuit
|
10.
|
Memakai sarung tangan DTT pada tangan sebelah kiri
|
11.
|
Memasang duk
steril 1/3 bagian dan meletakkannya di bawah bokong ibu
|
12.
|
Melindungi perineum dengan satu
tangan yang dilapisi kain tadi saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter
5-6 cm, dan letakan tangan yang lain di kepala bayi lalu lakukan tekanan yang
lembut dan tidak menghambat kepala bayi
|
13.
|
Menganjurkan
ibu untuk meneran perlahan-lahan atau bernafas cepat dan dangkal sampai kepala lahir perlahan-lahan
|
14.
|
Menganjurkan ibu untuk berhenti
meneran dan bernafas
cepat, setelah kepala bayi lahir
|
15.
|
Memeriksa lilitan tali pusat
pada leher bayi
|
16.
|
Menunggu hingga
kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan
|
17.
|
Setelah kepala lahir, tidak
terjadi kemajuan persalinan karena bahu bayi menyangkut kemudian dilakukan
pertolongan persalinan untuk distosia bahu
|
18.
|
Melakukan anastesi local pada
perineum dan lakukan episiotomy mediolateralis
|
19.
|
Manuver Mc Roberts, mengatur posisi berbaring terlentang dengan
posisi knee chest position
|
20.
|
Meminta ibu untuk melipat kedua
pahanya, sehingga kedua lututnya berada sedekat mungkin dengan dada, gunakan
kedua tangan untuk membantu fleksi maksimal paha
|
21.
|
Melahirkan bahu depan dengan menarik
kepala bayi kearah bawah
|
22.
|
Meminta seorang asisten unutk
melakukan tekanan secara simultan kearah bawah pada daerah suprapubis untuk
membantu melahirkan bahu
|
23.
|
Manuver Massanti, memposisikan tangan Asisten diatas simphisis dan menekan
kearah dada (mengecilkan diameter bahu).
|
24.
|
Setelah bahu dapat dilahirkan
lanjutkan proses persalinan sesuai dengan APN
|
25.
|
Memindahkan tangan kanan untuk
menyangga kepala, leher dan bahu
|
26.
|
Memindahkan tangan kiri untuk
menyusur pada lengan bayi, dada, dan punggung bokong, sampai kedua kaki lahir
|
27.
|
Melakukan penilaian selintas
a. Apakah bayi
menangis kuat dan bernafas tanpa kesulitan?
b. Apakah bayi
bergerak dengan aktif?
|
28.
|
Mengeringkan tubuh bayi mulai dari
muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa
membersihkan verniks
|
29.
|
Mengganti handuk basah dengan
handuk/kain yang kering, biarkan bayi di atas perut ibu
|
30.
|
Melepaskan handscoon dan
mencelupkan kdalam larutan klorin 10% lalu melepaskan handscoon secara
terbalik.
|
31.
|
Mematikan lampu sorot.
|
32.
|
Mencuci tangan 7
langkah di air
mengalir dengan sabun dan keringkan dengan handuk
|
33.
|
Membuka APD
|
C.
|
TEKNIK
|
1.
|
Teruji menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti
|
2.
|
Teruji melakukan secara
sistematis
|
3.
|
Teruji memberikan perhatian
terhadap setiap jawaban
|
4.
|
Teruji melakukan pencegahan
infeksi dengan baik
|
5.
|
Teruji mendokumentasikan
|
Depo 20ribu bisa menang puluhan juta rupiah
BalasHapusmampir di website ternama I O N Q Q.ME
paling diminati di Indonesia,
di sini kami menyediakan 9 permainan dalam 1 aplikasi
~bandar poker
~bandar-Q
~domino99
~poker
~bandar66
~sakong
~aduQ
~capsa susun
~perang baccarat (new game)
segera daftar dan bergabung bersama kami.Smile
Whatshapp : +85515373217